Mitos dan Fakta Kuliah di Kampus UIN / IAIN



Universitas Islam Negeri / Institut Agama Islam Negeri (UIN/IAIN) adalah salah satu basis kampus negeri Islami yang tersebar luas di Indonesia.UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Ampel Surabaya, IAIN Samarinda, adalah salah satu contoh kampus islami pioner. Namun seiring dengan pesat perkembangannya, banyak mitos dan fakta yang beredar di masyarakat tentang UIN / IAIN. Apa saja mitos dan fakta tersebut?

1. Harus bisa Bahasa Arab?

Source: http://cdn8.staztic.com/app/a/4036/4036180/belajar-bahasa-arab-1395961424-0-s-307x512.jpg
Ini adalah mitos kuat yang tersebar luas di masyarakat. Masuk UIN / IAIN, mau nggak mau kamu harus bisa bahasa Arab. Mereka mengira bahwa sebagian besar mata kuliah di sampaikan dengan Bahasa Arab. Faktanya, UIN telah memiliki banyak fakultas umum seperti Sains dan Teknologi, Kedokteran, Teknik dan Kelautan, yang memakai pengantar kuliah bahasa Indonesia.

Sekedar tambahan, ada beberapa Universitas Islam Negeri yang memiliki program Intensif Bahasa Asing. Salah satunya adalah bahasa Arab. Di kelas intensif tersebut mahasiswa akan dibimbing berbahasa Arab dari nol.

2. Kebanyakan mahasiswa UIN / IAIN anak pondok?

Source: http://i1207.photobucket.com/albums/bb476/bilhad/100_2889.jpg
Benar. Image UIN yang sarat dengan kampus Islami menjadi salah satu tujuan para santri untuk kembali memperdalam ilmu agama mereka. Secara umum, UIN / IAIN memiliki 5 fakultas ilmu keislaman: Tarbiyah (Keguruan), Syariah (Hukum), Ushuluddin (Dasar Agama), Adab, dan Dakwah. Tiap-tiap fakultas memiliki jurusan dan program studi yang lebih spesifik berfokus kepada disiplin ilmu masing-masing.

Namun jangan salah, sama seperti mahasiswa pada umumnya, mahasiswa UIN juga tahu cara bersenang-senang. Hangout ke mall, nonton bioskop, dan travelling sudah biasa mereka lakukan. Namun mahasiswa UIN memiliki prinsip dan batasan yang lebih Islami dalam pergaulan mereka.

3. Lulus UIN / IAIN jadi Ustadz?

Source: http://cdn.klimg.com/kapanlagi.com/p/headline/476x238/0000299727.jpg
Ini stereotype yang masih melekat kuat pada kampus UIN. Mungkin mereka para mahasiswa UIN sudah familiar dengan perkataan ini: 'kuliah di UIN/ IAIN, paling lulus juga jadi Ustadz'', begitu kata mereka. Faktanya, UIN telah memiliki banyak fakultas umum seperti Sains dan Teknologi, Kedokteran, Teknik dan Kelautan. Jadi, banyak jenjang karir dan profesi setelah pendidikan usai di UIN.

Sekedar informasi, Dahlan Iskan, salah satu Menteri dari Kabinet Indonsia Bersatu, adalah alumni IAIN di Kalimantan seperti dilansir Liputan6. Namun, karena faktor ekonomi Dahlan tidak dapat menyelesaikan pendidikannya hingga usai. Bayangkan saja, Dahlan yang tidak lulus saja bisa jadi Menteri, apalagi mereka yang tuntas menyelesaikan pendidikannya di UIN? #maksa

Sebagai basis kampus negeri Islami di Indonesia, UIN / IAIN memiliki berbagai paradigma dan streotype di masyarakat luas. Banyak mitos yang tidak jelas benar-tidaknya beredar luas sehingga menutupi fakta yang ada. Terlepas dari itu semua, mungkin inilah mitos dan fakta yang dirasakan oleh mahasiswa UIN / IAIN. Jayalah UIN dan IAIN di seluruh Indonesia!
Share on Google Plus

About Agil Abdur Rohim

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar